Pindah ke Australia atau negara-negara lain untuk melanjutkan pendidikan sambil bekerja menjadi impian banyak orang Indonesia. Beberapa di antaranya juga melakukan pekerjaan WHV sembari bekerja saat liburan panjang kuliah. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan ringan sebagai pengantar paket, resepsionis, pemetik buah di perkebunan besar, tukang cuci piring di restoran-restoran, hingga pekerjaan freelance untuk mendesain website dan coding.
Melakukan pekerjaan WHV selayaknya menyelam sambil minum jus segar. Para pemegang visa WHV (working holiday visa) biasanya memiliki tujuan yang jelas ketika mendaftarkan visa ini. Mereka ingin melepas penat usai panjangnya periode kuliah dengan liburan sambil mendapatkan uang dengan melakukan beberapa pekerjaan. Setelah masa berlaku visa habis, mereka bisa kembali menjalankan aktivitas perkuliahan seperti biasa dengan pikiran lebih segar dan tubuh lebih kuat.
Contents
Pembuatan Visa WHV untuk Menjalankan Pekerjaan WHV
Working Holiday Visa biasanya bisa seorang pelajar dapatkan di pertengahan tahun. Beberapa negara mungkin membuka pengajuan visa ini sekitar bulan April hingga Agustus selama libur musim panas. Indonesia sendiri sudah melakukan kerja sama dengan Australia mengenai penyediaan visa WHV sejak 2009 melalui IA-CEPA (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement).
Visa WHV masuk ke dalam dua kategori sub kelas yaitu 417 dan 462. sub kelas 417 adalah untuk negara-negara seperti Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Belgia, Inggris, dan Kanada. Sementara Indonesia bersama dengan Cina, Singapura, Malaysia, Peru dan Thailand masuk ke dalam sub kelas 462.
Rekan-rekan pelajar WNI yang hendak mengisi liburan sambil bekerja paruh waktu atau freelance di negara tertentu harus memiliki visa WHV dengan menyerahkan pengajuan visa ke kantor Kedutaan Besar untuk Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus Anda perhatikan sebelum pengajuan visa di antaranya:
- Usia pendaftar antara 18 sampai 30 tahun.
- Memenuhi persyaratan administrasi. Anda bisa mendapatkan informasi selengkapnya melalui laman resmi Kedutaan Besar negara tujuan maupun Direktorat Jenderal Imigrasi.
- Memiliki surat dukungan untuk WHV atau surat rekomendasi pemerintah Indonesia (SDUWHV/SRPI). Anda bisa mendapatkan surat ini dari Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia.
- Pelajar harus memiliki kemampuan Bahasa Inggris dengan menyerahkan sertifikat IELTS dengan skor minimum 4.
- Menyerahkan bukti kepemilikan saldo rekening atas nama sendiri dengan saldo minimum 5 ribu AUD atau sekitar 50 jutaan rupiah.
Syarat Pengajuan SRPI
Mungkin Anda sudah membayangkan melakukan beberapa pekerjaan WHV di beberapa sektor yang menjadi tujuan utama. Namun, sebelum itu terjadi Anda harus membuat pengajuan SRPI. SRPI adalah surat rekomendasi dari Pemerintah Indonesia dengan persyaratan sebagai berikut.
- Pelajar sudah berusia 18 tahun dan belum berusia 30 tahun pada tahun pengajuan SRPI ini. Surat rekomendasi ini baru bisa keluar jika memenuhi syarat yang utama ini.
- Pelajar belum pernah sama sekali melakukan pekerjaan WHV di negara manapun.
- Pelajar memiliki sertifikat IELTS dengan skor minimum 4,5.
- Pelajar memiliki dana deposit di bank setidaknya 5 ribu dolar Australia. Bagi pelajar berusia 18 tahun mungkin uang sebesar ini tidak mencukupi namun wali atau orangtua bisa menitipkan sejumlah dana dalam rekening anak mereka.
- Pelajar harus memenuhi kualifikasi yang selevel dengan perguruan tinggi.
- Pelajar harus sudah memilikii paspor yang masih berlaku setidaknya 12 bulan.
Persiapan Awal dan Kisaran Upah
Anda mungkin penasaran kira-kira berapa upah yang bisa pelajar dapat jika melakukan pekerjaan WHV. Kuota visa WHV yang Pemerintah Australia berikan untuk pelajar Indonesia pada awalnya memang hanya untuk 1.000 orang saja. Seorang berjalannya waktu, kota itu terus meningkat hingga 4.000 orang per tahun. Mereka melakukan pekerjaan dengan bayaran per jam atau pekerjaan dengan sistem part time.
Gaji minimum untuk para pekerja di Australia sebesar AUD 19,49 per jam atau setara dengan dua ratus ribu rupiah. Akan ada pajak yang menyertainya. Kejutannya adalah para pemegang visa WHV juga mendapatkan upah per jam yang sama. Bagi negara seperti Australia, jumlah waktu kerja untuk pekerjaan WHV adalah 38 jam per pekan. Beberapa pekerjaan bahkan ada yang memiliki nilai AUD 30 untuk per jamnya sehingga dalam sepekan seorang pelajar bisa mengantongi uang saku sebesar 7 jutaan rupiah.
Persiapan WHV ke Australia
Para pelajar Indonesia yang ingin melakukan pekerjaan WHV sebaiknya mulai membuat persiapan awal sebagai berikut.
- Menyiapkan paspor dan perhatikan masa berlakunya.
- Temukan kota ketika Anda hendak menetap selama jangka waktu tertentu. Lebih baik jika Anda memiliki kenalan yang bisa menampung selama bekerja di negara tujuan. Jika tidak ada, Anda memang harus menyewa rumah. Harga sewa rumah atau apartemen di beberapa lokasi bisa jadi berbeda.
- Berbagi kamar dengan pelajar dari Indonesia lainnya atau negara lain bisa jadi meringankan biaya sewa kamar. Hubungi calon teman sekamar ini jauh-jauh hari sebelum keberangkatan Anda. Anda bisa melakukan kontak melalui media sosial yang sekarang memang sangat tren. Jangan lupa untuk memeriksa langsung ke lokasi calon tempat tinggal Anda sebelum memutuskan untuk menyewa.
- Di beberapa negara seperti Australia dan Cina juga memiliki pekerjaan WHV saat pelajar bisa mengasuh anak-anak sambil tinggal di rumah keluarga anak tersebut. Anda bisa mencari pekerjaan tersebut melalui internet atau aplikasi pencari kerja.
- Siapkan kartu SIM ponsel pintar yang jaringannya stabil dengan jangkauan luas. Anda akan lebih mudah melakukan komunikasi dengan penyedia pekerjaan WHV jika memiliki kartu SIM jenis itu.
- Buka akun bank di negara tujuan untuk memudahkan transfer gaji selama melakukan pekerjaan WHV.
Selamat berlibur dan bekerja sambil menambah catatan untuk riwayat hidup Anda di negara tujuan ya!
0 Comments