Meriah dan Bermakna: Serunya Festival Tradisional di Jepang

May 12, 2025 | 0 comments

Jika kamu pernah mengunjungi Jepang, kamu tentu merasakan betapa semaraknya suasana saat berlangsungnya festival matsuri. Bukan hanya sekadar pesta, festival di Jepang itu ibarat mesin waktu yang bawa kita menyelami tradisi ratusan tahun. Namun tetap terasa hidup di era modern.” lebih alami dan runtut. Pengalaman pertama mengikuti Nebuta Matsuri di Aomori akan sulit dilupakan. Ada keriuhan musik taiko, lentera raksasa yang seolah punya nyawa, dan energi peserta yang membuat merinding!

Festival Khas yang Ada di Jepang

Keunikan setiap lokasi membuat festival di Jepang begitu istimewa. Ambil contoh Gion Matsuri di Kyoto. Bayangkan saja, acara ini sudah berlangsung sejak tahun 869! Tiap Juli, jalan-jalan di Kyoto berubah jadi panggung megah buat parade “yamaboko”. Kereta hias tersebut setinggi gedung bertingkat dan ditarik oleh puluhan orang.

Sementara itu, di Okinawa, ada Eisa Matsuri dengan tarian drum yang lebih dinamis. Ini mencerminkan budaya Ryukyu yang berbeda dari Jepang daratan.

Festival yang ada di Jepang juga tidak selalu monoton seperti perayaan biasa. Kadang festival ini menjadi perpaduan menarik antara sejarah, agama, dan kesenian yang telah ada selama berabad-abad. Dari festival musim panas yang meriah hingga perayaan musim dingin yang penuh kehangatan, festival Jepang selalu menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.

Surga Kuliner Dadakan

Salah satu alasan utama banyak orang menyukai festival di Jepang adalah jajanan khasnya. Setiap matsuri pasti punya deretan “yatai” (kios makanan) yang menjual segala macam hidangan enak. Mulai dari takoyaki panas yang lembut, yakisoba gurih, hingga taiyaki manis yang meleleh di mulut.

Jika beruntung, kamu bisa mencicipi makanan langka seperti “ikayaki” (cumi panggang utuh) di Kanto Matsuri atau “basashi” (daging kuda mentah) di Kumamoto

Namun, tidak semua orang mungkin berani mencobanya.

Lebih dari Sekadar Hiburan

Banyak yang tidak sadar kalau festival yang ada di Jepang sering punya makna spiritual yang dalam. Misalnya Tanabata Matsuri, yang mendapat inspirasi dari legenda bintang Vega dan Altair. Orang-orang menulis harapan di kertas warna-warni lalu menggantungnya di ranting bambu. Momen ini menghadirkan nuansa magis yang sulit dilupakan.

Ikuti pula Omizutori di Nara, di mana pendeta membawa obor raksasa sambil berdoa untuk keberkahan. Tidak heran banyak wisatawan merasa ada sesuatu yang berbeda saat datang ke acara seperti ini.

Mikoshi: Saat Seluruh Kota Ikut Merasakan Getaran Festival di Jepang

Kamu pernah lihat iring-iringan orang bawa kuil mini (mikoshi) sambil teriak “Wasshoi! Wasshoi!”? Ini adalah salah satu puncak pengalaman festival yang tak boleh dilewatkan. Di Kanda Matsuri, Tokyo, ribuan orang bergantian menggotong mikoshi seberat ratusan kilo di bawah iringan lagu tradisional.

Meski suasananya padat dan panas, di situlah letak keseruan sebenarnya. Seolah seluruh warga kota larut dalam semangat yang membara!

Festival di Jepang dengan Beda Keseruan Bergantung Musimnya

Uniknya, festival di Jepang selalu menyesuaikan diri dengan pergantian musim, menjadikannya pengalaman yang berbeda sepanjang tahun.

Pada musim semi, Hanami menjadi momen paling ditunggu, di mana masyarakat berkumpul untuk piknik di bawah pohon sakura sambil menikmati parade kimono yang anggun. Suasananya begitu tenang sekaligus meriah, dihiasi kelopak bunga yang berguguran.

Sementara musim panas diwarnai oleh Awa Odori di Tokushima, festival tari jalanan yang melibatkan puluhan ribu peserta. Mereka menari dengan kompak dan penuh semangat, mengisi malam dengan gerakan ritmis dan musik tradisional yang menggema di sepanjang jalan kota.

Musim Gugur

Festival Momiji atau Momiji Matsuri, dengan sorotan lampu yang memperindah daun-daun maple.

Musim Dingin

Sapporo Snow Festival, di mana patung es jadi latar belakang bermain sledding. Salah satu yang paling ekstrem adalah Festival Salju Sapporo (Sapporo Yuki Matsuri). Meski suhu minus 10 derajat, orang-orang tetap antusias menyaksikan istana es dan menikmati jagung bakar di tengah salju.

Festival di Jepang Juga Soal Keterlibatan

Ini nih yang membuat festival beda dari acara budaya lain. Betapa keterbukaan warganya sangat mengesankan. Jika kamu ikutan Bon Odori di Kanagawa, seorang obaasan (nenek-nenek) langsung menarik tanganmu untuk mengajak menari bersama. Dia mungkin akan mengatakan, “Dance however you want!” Sambil tertawa ramah yang mencairkan suasana. Semua orang yang hadir diajak untuk ikut berpartisipasi, bukan sekadar menonton.

Daya tarik utama festival di sini memang berasal dari segi sejarah, kuliner, spiritualitas, hingga interaksi dengan budaya lokal. Tidak heran jika festival di Jepang terus menjadi daya tarik utama bagi wisatawan seluruh dunia.

Setiap matsuri adalah cerita unik. Seperti jendela untuk memahami jiwa Jepang yang sebenarnya. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Negeri Anime ini, menyaksikan setidaknya satu festival yang ada di Jepang adalah pengalaman yang wajib kamu coba.

Tips Buat Pengunjung

Pastikan kamu memeriksa dan menyiapkan beberapa hal sebelum mengikuti festival di Jepang:

Cek Jadwalnya Dulu

Beberapa festival hanya diadakan satu kali dalam setahun. Maka, sangat bijaksana untuk memeriksa jadwal festivalnya dan menyesuaikan dengan lama waktu kamu menetap di sana.

Siapkan Fisik

Jalan kaki lama, menelusuri jalan yang jauh dan berdesakan sangat melelahkan. Namun, ini bagian dari festival di Jepang yang mungkin tidak akan kamu temukan di tempat lain. Maka, kamu sebaiknya siapkan fisik dengan baik. Sebelum datang pastikan kamu sudah berlatih berjalan kaki dalam jarak yang cukup jauh. Lalu, tidur yang cukup serta konsumsi makanan dan minuman bergizi.

Alat Pembayaran

Kebanyakan kios makanan di festival tidak menerima kartu debit maupun kredit. Maka, lebih baik kamu bawa uang tunai untuk membeli makanan atau oleh-oleh.

Lepaskan Dirimu

Banyak festival mengutamakan kebersamaan melalui tarian, nyanyian, dan ekspresi budaya kolektif. Maka, sebaiknya kamu jangan malu buat ikut nyanyi atau nari. Di situlah letak inti keseruan yang membuat festival di Jepang begitu berkesan.’’’

Festival ini begitu mengesankan juga berkat interaksi hangat dengan penduduk lokal. Orang Jepang sangat terbuka selama matsuri. Mereka dengan senang hati mengajak pengunjung untuk ikut menari, bermain permainan tradisional, atau sekadar bercakap-cakap. Pengalaman seperti ini jarang kamu temui dalam aktivitas wisata biasa. Sebuah festival di Jepang bukan hanya tontonan, tetapi undangan untuk menjadi bagian dari kegembiraan bersama.

Mungkin sampai sekarang kamu masih punya bucket list buat datang ke lebih banyak festival yang ada di Jepang. Ada yang pernah ke Kishiwada Danjiri? Festival Salju Sapporo ini dikenal intens dan menantang, sehingga selalu menarik perhatian, meskipun pengamanan ekstra sangat diperlukan.

Nah, apa kamu tertarik buat merasakan langsung kemeriahan festival di Jepang? Atau jangan-jangan kamu punya pengalaman lucu pas ikutan matsuri? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar!

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *